Perilaku Siklus Proyek Konstruksi secara umum

 

Perilaku Siklus Proyek Konstruksi secara umum

Pengendalian Biaya


Di samping perilaku masing-masing tahap, seperti yang telah kita bahas pada materi sebelumnya tentang Ringkasan Kegiatan dalam Siklus Proyek maka terdapat pula perilaku yang melekat pada siklus proyek secara keseluruhan yang melewati batas-batas penahapan yang ada. Di antaranya adalah sebagai berikut :

Perubahan Titik Berat Pengelolaan

Dengan bergerak majunya kegiatan mengikuti pola siklus proyek, maka titik berat pengelolaan berubah dari perencanaan ke pengendalian. Perencanaan diawali dengan kegiatan-kegiatan proyek dengan menentukan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan apa, kapan, dan oleh siapa dilakukan dalam rangka mencapai sasaran. Sedangkan pada periode selanjutnya diperlukan pemantauan, bimbingan, dan koreksi agar hasil implementasi pekerjaan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, biaya, jadwal dan mutu.
Semakin ramai pekerjaan dilakukan, semakin tinggi kadar pengendalian yang diperlukan. Pada periode ini perencanaan tetap diperlukan dan sering merupakan revisi atau penyesuaian atas dasar informasi dan umpan balik dari kegiatan pengendalian, tetapi volume perencanaan tersebut relatif semakin kecil dibandingkan dengan pengendalian.

Perencanaan Biaya, pengendalian Resiko Proyek, Pengendalian Biaya Proyek

Potensi Pengendalian Biaya

Di atas telah dijelaskan bahwa, sejalan dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, titik berat pengelolaan bergeser dari perencanaan ke pengendalian. Meskipun demikian, salah satu aspek pengelolaan, yaitu pengendalian biaya, justru memiliki potensi paling besar untuk mendapat hasil yang substansial pada awal proyek dan menurun pada tahap-tahap berikutnya. Pengendalian biaya harus diwaspadai pada periode ini karena bila masa yang singkat itu telah lewat, maka potensi besar itu pun ikut lenyap.

Pengendalian Proyek Konstruks, Manajemen Proyek Konstruksi
Pengendalian Biaya Proyek

Menurunnya Risiko Sejalan dengan Kemajuan Proyek

Karena berbagai alasan, pada awal proyek banyak informasi yang diperlukan untuk menyusun biaya, jadwal dan kriteria mutu belum cukup tersedia. Dengan demikian, terdapat risiko bahwa proyek tidak mencapai sasaran dalam aspek tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud dengan risiko adalah risiko murni (bukan risiko usaha). Untuk menutupinya, umumnya disediakan kontinjensi baik dalam anggaran maupun jadwal. 

Sejalan dengan kemajuan pelaksanaannya, informasi dan hal-hal lain yang diperlukan berangsur-angsur mulai tersedia, misalnya harga peralatan, materiat dan upah tenaga kerja. Keadaan ini berarti menurunkan tingkat ketidakpastian dan risiko (uncertainity and risk).Meskipun demikian, nilai dampak risiko (amount at stake), biasanya diukur dengan biaya yang dikeluarkan, cenderung naik dihitung dari tahap awal konseptual sampai pada akhir implementasi.

Estimasi Biaya Proyek, Manajemen Pembiayaan Proyek, Pengendalia Biaya Konstruksi

Perubahan Lingkup versus Siklus Proyek

Secara umum dapat dikatakan bahwa proyek selalu mengalami perubahan lingkup.Hanya, perlu diingat b ahwa perubahan lingkup proyek (penambahan atau pengurangan) akan memiliki dampak yang lebih besar sejalan dengan kemajuan proyek. Semakin jauh kemajuan implementasinya, semakin banyak komponen lingkup yang telah diselesaikan.

Mengingat keterkaitan berbagai komponen lingkup tersebut, harus dihindari adanya perubahan lingkup pada waktu implementasi sudah berjalan jauh karena dampaknya terhadap biaya dan jadwal yang mungkin timbul akan berlipat ganda dibandingkan bila perubahan lingkup tersebut terjadi pada awal siklus proyek.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengenalan dan pengertian yang tepat akan perilaku yang ada selama siklus proyek ataupun pada masing-masing tahap yang bersangkutan akan memberikan pegangan bagi pengelola dalam usahanya merencanakan dan mengendalikan pemakaian sumber daya sebaik-baiknya.
Lebih baru Lebih lama