Kerja Sama BOT BUILD Operate Transfer

 Bentuk lain dari hubungan peserta proyek, dalam hal ini antara pemilik, promotor, dan kontraktor adalah mengadakan kerjasama yang dikenal sebagai BOT, yaitu singkatan dari Build, Operate, dan Transfer. Dalam hal ini, promotor bertindak aktif sekaligus menyiapkan dana, membangun proyek serta mengoperasikan dan menerima dana hasil operasi fasilitas yang telah selesai dibangun. 


Kemudian pada akhir jangka waktu tertentu (sesuai dengan perjanjian) menyerahkannya kepada pemilik proyek. Adakalanya promotor memberikan kegiatan implementasi fisik kepada kontraktor tertentu. Namun, ada pula keadaan dimana kontraktor yang cukup bonafid bertindak mebjadi promotor.

Sebagai contoh proyek infrastruktur, seperti membangun jalan tol, pada proyek ini, pemerintah memiliki tanahnya atau membantu pembebasannya, kemudian promotor membangun jalan tersebut dan memperoleh pemasukan dari pemakai jalan tol yang bersangkutan sampai misalnya 10 atau 15 tahun sebelum diserahkan kepada pemilik (pemerintah). BOT menjadi amat menarik karena pemilik sifat-sifat berikut.

•    Mengurangi beban pemerintah dari sebagai pembiayaan , di mana untuk negara  berkembang perlu dibangun jaringan infastruktur yang amat banyak (jalan, jembatan, pembangkit tenaga lisrtik, dan lain-lain), sedangkan dana yang dimiliki pemerintah terbesar.

• Mendorong dan memberikan kesempatan pihak swasta ikut pesera pada proyek-proyek yang bersifat publik (untuk umum) yang lazimnya dikerjakan sendiri oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah perlu menciptakan  kebijakan yang mendukung.

• Bila dilihat dari sudut pendanaan proyek, maka proyek BOT mirip dengan “Non Recourse Project Financing (NRFP)”. Tetapi dalam prakteknya, pihak pemilik sering kali masih harus ikut menjamin berbagai aspek, apa lagi kerjasama tersebut dengan pihak luar negeri.
Lebih baru Lebih lama