Pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta



PT Angkasa Pura II (Persero) kini tengah mengebut pelaksanaan Pembangunan Terminal 3 (T3) Ultimate Bandara Soekarno–Hatta berkapasitas 25 juta penumpang per tahun, dalam rangka merealisasikan grand design, guna mengantisipasi terus meningkatnya jumlah penumpang dan sebagai solusi meningkatkan pelayanan, keamanan dan keselamatan penerbangan. Dengan menerapkan pola Design & Built (D&B), diharapkan penyelesaian proyek bisa lebih cepat, dan menurut rencana serah terima akan dilakukan secara bertahap, yakni: tahap I pada September 2014, tahap II-Januari 2015 dan tahap III-Juni 2015.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas guna memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang dan maskapai penerbangan tersebut, maka PT Angkasa Pura II (Persero) pada saat ini terus melakukan penataan dan pengembangan, serta pembangunan infrastruktur baru. Salah satunya, adalah fokus dalam pengembangan Terminal 3 (T3) menjadi T3 Ultimate dan perluasan apron (extension), serta segera menyusul pelaksanaan revitalisasi Terminal 1 (T1) dan Terminal 2 (T2). Secara keseluruhan, konsep pengembangan tersebut tentunya tidak terlepas dari bagian grand design Bandara Soetta.
Menurut Salahudin Rafi–Direktur Pengembangan Kebandarudaraan dan Teknologi PT Angkasa Pura II (Persero), bandara-bandara yang ada saat ini umumnya telah banyak yang mengalami kelebihan kapasitas, baik dari sisi jumlah penumpang maupun airline (jumlah pesawat), sehingga sangat berpengaruh terhadap keselamatan transportasi nasional. Mengingat bisnis airport merupakan bisnis safety, maka kondisi tersebut perlu mendapatkan perhatian serius.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, tidak bisa diselesaikan secara parsial, melainkan harus dilakukan pengembangan secara komprehensif. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka PT Angkasa Pura II (Persero) membuat grand design dalam waktu 6 bulan. Pada Mei 2011, dilakukan pemaparan grand design yang mengacu pada masterplan dan disetujui oleh Menteri Perhubungan, Menteri Negara BUMN maupun Wakil Presiden.
Setelah grand design tersebut disetujui, kemudian PT AP II segera membuat basic design yang memerlukan waktu selama 6 bulan dan hasilnya disetujui untuk dilakukan pengembangan Bandara Soetta, dengan total anggaran sebesar Rp 26,2 trilyun.
Dalam perkembangan berikutnya, ungkap Rafi, pada November 2012 dilakukan ground breaking T3 Ultimate. Dimana, di dalamnya juga terdapat Stasiun KA Integrated Building yang menghubungkan dengan T1, T2 dan intermoda secara terintegrasi, sehingga T1, T2, T3 dan Gedung Kargo akan terkoneksi. Untuk stasiun kereta api, merupakan Integrated Building setinggi 7 lantai, yang dilengkapi dengan fasilitas parkir berkapasitas 20.000 lot mobil. “Menurut rencana, jalur KA Stasiun Tangerang ter-connect dengan Stasiun KA di Integrated Building Bandara Soetta. Sehingga, baik penumpang KA, taxi, bis dan moda lainnya akan bertemu di Integrated Building. Di sini, juga terdapat connecting transportation, yaitu Automated People Mover Systems (APMS),” ujar Rafi.
Dalam perhitungan grand design sudah jelas, bahwasanya dengan pengembangan T3 Ultimate, 2 runway, dan revitalisasi T1 dan T2 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bandara Soetta menjadi 67 juta penumpang per tahun dari kapasitas saat ini yang baru 22 juta penumpang per tahun. Sementara, untuk kapasitas T3 Ultimate adalah 25 juta penumpang per tahun, sehingga menjadi 47 juta penumpang per tahun. Untuk kekurangannya, akan dilakukan revitalisasi T1 dan T2. Pada grand design tersebut, pelaksanaan pengembangan dan pembangunan infrastruktur bandara tersebut diprediksikan sampai tahun 2016 mendatang.
Namun demikian, tambah Rafi, berdasar perhitungan pada tahun 2013 lalu, kapasitas jumlah penumpang sudah mencapai 61 juta per tahun. Sehingga, di dalam grand design tersebut harus menambah runway ke-3 dan terminal (T4). Menurut rencana, pengembangannya akan dilakukan di sebelah utara yang memerlukan lahan seluas kurang lebih 840 ha. Saat ini, sedang didesain masterplan, termasuk pembebasan tanahnya sedang dalam proses. “Pada tahun 2015 mendatang, diharapkan sudah mulai dilakukan pembebasan tanah dan harapannya pada tahun 2016 mulai pelaksanaan pembangunan. Kapasitas T4 dirancang sekitar 25 juta penumpang per tahun. Karena ultimate-nya nanti akan mencapai 87 juta penumpang per tahun, yang diprediksi hingga tahun 2030. Diharapkan, pada tahun 2020 mendatang sudah harus membangun bandara kedua,” tegas Rafi.
Dalam pelaksanaan pembangunan T3 Ultimate ini, PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan pola Design & Build (D&B) yang ditenderkan dan dimenangkan oleh Konsorsium Kawahapejaya Indonesia KSO, yang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan desain. Antara lain: PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hyundai Engineering Co LTD, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Indulexco, PT GMDI dan PT Atelier 6 Arsitek.
Untuk mengetahui informasi secara lengkap mengenai pelaksanaan proyek pembangunan T3 Ultimate Bandara Soekarno, silahkan membaca artikel liputan proyek Majalah Techno Konstruksi edisi 74 Juni 2014.[pt]
Lebih baru Lebih lama