Membaca peluang berkarir di industri kontraktor untuk beberapa tahun ke depan

Mengungkapkan pandangannya mengenai peluang berkarir di industri kontraktor di Indonesia sampai tahun 2019 kedepan terutama pada masa pemerintahan Jokowi. Bukan karena penulis adalah pendukung berat Bpk Jokowi ataupun sebaliknya. Hal ini berkaitan dengan program-program infrastruktur pada masa pemerintahan Jokowi dari tahun 2014-2019. 

Akhir-akhir ini memang dunia konstruksi diuntungkan dengan dinamika politik yang ada di Indonesia. Kebetulan saja masa pemerintahan Jokowi ini banyak program infrastruktur yang dikebut. Banyak dari program-programnya adalah percepatan infrastruktur terutama pembangunan jalan Tol di daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. 

Pembangunan jalan tol sangat bermanfaat bagi roda perekonomian di daerah tersebut. Dengan adanya tol, akses dari daerah satu ke daerah yang lain menjadi lebih cepat dan lebih efisien. Salah satu jalan tol yang harus segera dikerjakan adalah trans jawa dan trans sumatra. Sehingga semua daerah di Jawa dan Sumatra dapat terkoneksi dengan jalan Tol. 

Selama 70 tahun sejak merdeka sampai saat ini, Indonesia hanya mempunyai jalan tol sepanjang 800 km. Sangat berbeda jauh dengan beberapa negara tetangga yang sudah mempunyai jalan tol lebih dari 2000 km. Sehingga pada saat ini, pemerintah akan melakukan percepatan penyelesaian jalan tol terutama yang sudah mangkrak hingga puluhan tahun. Sesuai dengan instruksi presiden (Inpres) No. 1 tahun 2016 setidaknya ada 47 proyek Jalan Tol yang harus segera diselesaikan. Target Presiden Jokowi adalah 1000 km dalam masa pemerintahan 5 tahun. Pemerintah paham betul target untuk membuat jalan Tol di trans jawa dan trans sumatra ini tak lepas dari peran beberapa instansi pemerintahan, pemda setempat, kontraktor yang bonafit dan stakeholder lainnya. 

Salah satu yang berperan penting dalam pembangunan jalan tol ini adalah kontraktor. Kontraktor yang melaksanakan proyek jalan tol ini tentu harus bonafit dan mempunya track record yang baik dalam membangun jalan tol. Kebanyakan dari kontraktor yang mengerjakan proyek jalan tol ini adalah BUMN seperti Waskita Karya, Wijaya Karya, Adhi Karya, Hutama Karya dan sebagainya. Mungkin saat ini ada kontraktor yang menjadi sorotan karena prestasinya dalam melaksanakan proyek Jalan Tol yaitu Waskita Karya. Beberapa proyek jalan tol yang mangkrak pun akhirnya diserahkan ke waskita karya dengan harapan mampu mendukung program pemerintahan dalam menyelesaikan Jalan Tol trans jawa dan trans sumatra. 
Diperkirakan proyek jalan tol di Jawa akan rampung pada tahun 2018 dan kemudian akan dilanjutkan di Sumatra yang total panjang jalan tolnya bisa dua kali lipat di Jawa sampai tahun 2025. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan kontraktor di Indonesia khususnya kontraktor BUMN. Lalu apakah hanya kontraktor besar yang diuntungkan dengan kondisi ini? tentu saja tidak, Kontraktor dengan grade di bawahnya pun bisa menjadi Sub Kontraktor di beberapa proyek besar jalan tol. 

Besarnya target dalam waktu yang singkat tentu akan berpengaruh terhadap Sumber Daya Manusia yang ada di Kontraktor tersebut. Jika pada masa pemerintahan sebelumnya, untuk menyelesaikan jalan tol sepanjang 7 km membutuhkan waktu 2 tahun maka pada saat ini kontraktor dituntut untuk menyelesaikan jalan tol sepanjang 20-25 km dalam waktu yang sama. Sehingga mau tidak mau SDM yang ada harus ditambah khususnya para insinyur dan engineers untuk menunjang target yang diberikan oleh pemerintah. 

Beruntunglah bagi rekan-rekan pembaca yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang Teknik Sipil. Karena untuk saat ini sedang dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk ikut berkontribusi dalam membangun infrastruktur di Indonesia. 

Peluang berkarir di Kontraktor BUMN sangat terbuka lebar apalagi kondisi saat ini sedang gencar-gencarnya pembangunan proyek Jalan Tol dan infrastruktur lainnya. Sehingga tidak ada salahnya untuk berkarir di bidang konsruksi BUMN karena ada 4 perusahaan kontraktor BUMN yang bersaing ketat untuk menunjukkan kinerjanya. Salah satu indikasi adanya persaingan ketat antar BUMN adalah peningkatan laba bersih selama 5 tahun ke belakang dari tahun 2010-2015. Menurut www.finansial.bisnis.com pertumbuhan laba tertinggi diraih oleh Waskita Karya dengan pertumbuhan 104,68 %, posisi kedua adhi karya (40,91%), ketiga PT. PP (39,17%) dan keempat Wijaya Karya (2,78%). 
Lebih baru Lebih lama